Universitas, sebagai wajah utama perguruan tinggi, dapat dibedakan dari lembaga-lembaga pendidikan lainnya dilihat dari orientasi saintifik yang dijalankannya. Universitas berdiri di garda depan dalam mengeksplorasi dan mengembangkan sains dan teknologi, termasuk konsep, metode dan nilai. Kurikulum kedokteran, hukum, teknik, pendidikan, ilmu-ilmu budaya, dan sebagainya berkembang dengan merujuk kepada prinsip-prinsip akademik yang sudah otonom dan mapan.
Disebabkan orientasi akademiknya yang khusus, tidak semua lulusan sekolah menengah dapat menikmati dan menuju ke jenjang universitas. Persoalan mendasar yang menerpa perguruan tinggi hari ini adalah orientasinya yang lebih kepada “menara gading” yang menghabiskan miliaran rupiah biaya penelitian namun tidak menyumbang secara nyata bagi masyarakat luas. Banyak yang menganggap ini sebagai wujud inefisiensi dan pemborosan sumber daya.
Ini adalah sebuah paradoks yang inheren dalam lembaga pendidikan tinggi. Menjadi pertanyaan, mungkinkah membangun keseimbangan antara kecenderungan menara gading dan tuntutan pembumian perguruan tinggi?
pendidikan dasar 12 tahun merupakan landasan yang kokoh sebagai tempat awal terbangunnya kemampuan profesional dan vokasional. Pendidikan dasar, menengah, dan tinggi merupakan jenjang pendidikan yang niscaya akan mengembangkan kepakaran dan profesionalisme.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar