Kuliah di Luar Negeri atau Dalam Negeri
Salah satunya karena Indonesia adalah pasar potensial bagi negara-negara itu untuk mendapatkan pemasukan dari sektor pendidikan. Berdasarkan data dari Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas), lulusan SMA tahun ajaran 2006/2007 berjumlah 1.076.154.Jumlah ini tentu jumlah yang luar biasa.
“Harus diakui, pertimbangan Indonesia sebagai pasar memang ada.Tetapi, itu bukan menjadi satu-satunya alasan utama,” kata Irene Pingkan Umboh,Manajer AEC Jakarta. Berdasarkan data AEC, pada tahun ajaran 2006/2007, AEC telah membantu keberangkatan 5.500 mahasiswa (S-1 dan S-2) ke Australia .
Sampai saat ini,menurut Irene, ada sekitar 15.000 mahasiswa Indonesia yang sedang belajar di Australia . “Rata-rata per tahun sekitar 5.000 orang yang berangkat kuliah di Australia ,” kata Irene yang alumnus Blue Mountain Hotel School Australia ini. Irene mengungkapkan, peningkatan kerja sama dan hubungan antarkedua negara di bidang pendidikan sebagai tujuan utama mereka.
Tujuan lainnya adalah membantu para pelajar Indonesia mendapatkan kesempatan memperoleh pendidikan berkualitas di luar negeri. “Fakta bahwa Indonesia harus meningkatkan kualitas pendidikan itu ada dan harus diakui,”lanjutnya.
“Faktor ini pula yang membuat mengapa hubungan dan kerja sama yang baik antar kedua negara ini makin penting,”tuturnya. Selain faktor pasar dan peningkatan kerja sama, ada juga faktor sejarah seperti yang ada pada NESO.
“Indonesia dan Belanda kan punya sejarah sejak zaman kolonial dulu. Saya kira itu salah satu alasan mengapa Indonesia adalah negara pertama di mana ada lembaga non-profit bidang pendidikan Belanda,” kata Liza Marsin, Education Promotion Manager NESO Indonesia. Selain di Indonesia, NESO juga ada di lima negara lain, antara lain di China dan Vietnam .
Tidak ada komentar:
Posting Komentar